Pesan ini pertama kali saya dengar dari Abi Darwis. Nama lengkapnya Darwis Dharmaji Harsono.Ia seorang master coach yang dikenal sangat keras dan “bengis” dalam mendidik.
Kalau di kuliah kita kenal ada dosen killer, nah yang ini dikenal sebagai “Coach Bengis”. Kalau biasanya orang ikutan workshop bisnis dengan keseruan yang standar, nah kalau dengan Abi Darwis, jangan harap standar. Satu hari workshop itu terasa kawah candradimuka. Digojlok habis kanan kiri, dibredel bisnis kita dari ujung ke ujung. Kalo business mentality-nya masih awur-awuran, nah selamat anda bisa ketemu dengan beliau.
Kembali ke pada pesan dia; Bertumbuh Atau Mati. Kenapa pesan ini begitu melekat di otak saya? Karena apa yang disampaikan itu singkat, padat dan mengena sekali. Bertumbuh itu bagi pebisnis adalah sebuah keharusan. Ngga bisa bersikap tenang-tenang saja. Ngga bisa berharap ada kemajuan tanpa nge-set target tinggi tanpa support hitungan yang jelas karena sudah pasti tidak akan tercapai.
Saya tertegun ketika melihat semangat dia dalam menjelaskan pesan ini. Dengan alis yang mengkerut, suara lantang dan tegas, gerak tubuh yang penuh semangat, membuat diri ini merasa ‘panas’. Nyali sebagai pebisnis ditantang untuk naik.
Kenapa harus bertumbuh? Karena ketika kita tidak bertumbuh, itu sama saja kita memberi ruang bebas kepada kompetitor untuk bertumbuh. Bisnis yang kita ‘running’ sekarang belum tentu bisa survive di masa depan. Bisa saja 5 tahun lagi malah tengkurap tak berbekas. Atau malahan per tahun depan sudah digencet oleh kompetitor dan kemudian kita tak berdaya tanpa perlawanan.
Itu sangat bisa terjadi ketika kita tidak menyiapkan diri. Tidak melakukan ragam strategi karena kita tidak punya target untuk bertumbuh. Masih sering saya mendengar langsung dari kawan saya bahwa dengan satu usaha yang dimiliki sekarang sudah cukup. Terkesan sudah merasa tenang dan berpuas diri. Padahal sikap ini akan menjadi sasaran empuk untuk para kompetitor dalam menyikat medan perang dengan beragam strategi. Perlahan tapi pasti, siapa yang tergeser akan terjawab segera.
Setiap mengingat pesan ini, saya selalu mencoba berpikir kritis kepada diri saya dan usaha saya. Sudah seberapa jauh pekembangannya? Sudah seberapa kuat pondasinya? Perbaikan apa lagi yang perlu urgent dilakukan? Adakah perubahan behavior market kita?
Adakah problem di market yang belum mampu kita jawab? Apa target bisnis dalam jangka pendek, menengah dan panjang? Bagaimana strategi untuk mencapai target tersebut? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ada di kepala. Dan semua ter-trigger karena satu pesan mendalam; Bertumbuh Atau Mati.
Jadi sudah di manakah kita sekarang? Masih ingin bersikap tenang-tenang saja?
Kalau Abi Darwis tahu kita tidak punya target untuk bertumbuh, jawaban dia itu biasanya begini, “Kasihan bisnismu punya owner kayak kamu. Plang- plongo nggak jelas. Biar bisnismu diurus orang lain saja.”
Jlebbb… Keringat dingin mendadak keluar. Kerongkongan langsung terasa kering. Kepala pening nyut-nyutan. Terasa sakit tapi tidak berdarah.
Mari ingatkan diri dan usaha kita masing-masing. Hayo bertumbuh atau mati kemudian. Dunia terus bergerak, market terus berubah, bisnis makin beragam, saatnya kita pasang ancang-ancang, siapkan diri sebaik mungkin dalam arus perubahan itu. Jadilah game changer.
Bertumbuh Atau Mati. Camkan itu…